Pekerjaan berhasil menggerogoti waktuku walau hanya untuk sekedar bersenang-senang. Segala hal tak lagi santai dan indah seperti dulu. Badan remuk redam karena seharian bergelut dengan pekerjaan. Sial. Tapi inilah hidup, semua ada konsekuensinya. Jika ingin mendapatkan sesuatu maka kita harus siap menumbalkan sesuatu.Keterbatasan ku dalam menghadapi semua ego dunia kadang membuatku rapuh. Semuanya terasa berat dan tak ada jalan keluar, ruwet, kacau. Kalau sudah begini, ujung-ujungnya baru berpikir untuk mengadu pada yang paling pantas untuk menjadi tempat mengadu.
Walau kadang begitu malu rasanya untuk kembali pada sajadah usang yang entah sudah berapa abad tak di cuci. Malu mengadu karena gengsi diri, kesombongan makhluk tak tau diri.
Walau kadang begitu malu rasanya untuk kembali pada sajadah usang yang entah sudah berapa abad tak di cuci. Malu mengadu karena gengsi diri, kesombongan makhluk tak tau diri.
Apa yang dicari atau didapat sehabis mengadu? Apakah semua masalah lantas selesai? Apakah kita bisa langsung gembira? Tidak. Tapi ada rasa yang begitu spesial saat setelah tunduk malu dan mengaku hina dihadapan Nya. Ada perasaan begitu didengar dan diperhatikan. Rasa yang dirasa hanya oleh bathin.
Tuhan, terimakasih untuk anugrah cinta Mu....
No comments:
Post a Comment