Seharian aku menghabiskan waktu diluar,bersama pekerjaan dan urusan lainnya. Cuaca hari ini panas sekali, matahari benar-benar memanggang bumi, semakin membuat tubuh tak berdaya, kelelahan. Jam sepuluh malam aku baru bisa bermesraan dengan bantal dan kasur. Niat hati ingin langsung tidur, lampu kamar dimatikan, musik mellow diputar, agar badan bisa relaks dan cepat terlelap. Tapi ternyata mata tak bisa diajak kompromi, terus saja nyalang dan mengajak pikiran berpetualang ke dunia tanpa batas.Aku menatap langit-langit kamar yang gelap. Disana ada mimpi-mimpi ku, kemudian wajah orang tuaku, lalu wajah-wajah lain yang membuat ku enggan untuk meneruskannya. Berjam-jam aku tersiksa oleh pikiran-pikiran yang tak karuan itu. Aku berusaha mengindahkannya, ku ajak boneka kodokku bicara, tapi ia hanya menatapku kosong, mungkin dalam benaknya aku adalah manusia kentir, boneka kok diajak ngobrol!. Si kodok sama sekali tak membantu. Lalu sekejap kemudian, langit tiba-tiba bergemuruh, hujan turun deras sekali. Panas membara tadi siang dihapus hujan malam ini. Hujan mendatangkan kesejukkan, udara dingin mulai merambati kulit yang kemudian membuatku menarik selimut, aku mulai mengantuk. Ternyata sedari tadi Tuhan memperhatikan aku. Untuk bisa membuatku lelap malam ini, Tuhan mengirim hujan.
No comments:
Post a Comment